Suporter Bola Tewas :(
Masih teringat di benak kita kasus meninggalnya Haringga
Sirla, supporter klub bola Persija Jakarta yang tewas karena dikeroyok oleh
supporter PERSIB Bandung sesaat sebelum pertandingan dimulai. Rupanya, kasus
seperti itu bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Indonesia. Tercatat semenjak
tahun 1995, sudah ada lebih dari 40 kasus tewasnya supporter sepakbola Indonesia
akibat dikeroyok oleh supporter lainnya. Memang miris mendengar hal tersebut,
tapi inilah fakta yang terjadi di negeri ini, negara kita memiliki supporter
yang terlalu liar, sampai-sampai tega menghabisi nyawa orang lain tanpa alasan
yang jelas.
Dari banyaknya kasus tewasnya para supporter sepakbola di Indonesia,
berikut ini ialah 5 kasus tewasnya suporter bola di Indonesia selain kasus
Haringga Sirla :
5.Tewasnya Erik Setiawan
Perstiwa yang terjadi pada 7 Maret 2013 ini terjadi di kota
Gresik, Jawa Timur. Kisah dari peristiwa ini adalah seperti ini. Saat itu akan
diselenggarakan pertandingan antara Persegres Gresik melawan Arema Cronous di
Stadion Petrokimia Gresik. Aremania yang merupakan supporter tamu dari Malang
datang ke Gresik untuk mendukung timnya, kebetulan melewati tol Surabaya-Gresik.
Rombongan supporter Aremania yang terdiri dari 17 bus itu kemudian dilempari
batu oleh suporter bonek Surabaya, untungnya, kejadian pelemparan batu ini
tidak berujung sampai bentrok parah, sehingga perjalanan bus pun dilanjutkan.
Erik Setiawan sendiri merupakan salah satu supporter dari Arema Malang. Begitu
ia baru sampai di Stadion, ia dan 3 temannya yang lain langsung dikeroyok oleh
para bonek. Kejadian pengeroyokan ini terjadi sangat parah, yang akhirnya
menyebabkan Erik Setiawan tewas, sedangkan 3 temannya yang lain luka-luka. Ketua supporter Persebaya, Imron mengatakan
kalau kejadian ini awalnya dimulai dari supporter Arema. Saat Bonek datang ke
Malang, para Bonek kerap dilempari batu oleh para Aremania, sehingga membuat
Bonek dendam dan melampiaskannya kali ini.
4. Tewasnya Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila
Lagi-lagi kejadian ini berasal dari 2 kubu supporter asal
Surabaya dan Malang yaitu Bonek dan Aremania. Insiden berdarah ini terjadi pada
tanggal 5 Juni 2014. Saat itu terjadi bentrok antara bonek dengan aremania di
jalan tol Simo, Surabaya. Tawuran antar supporter ini membuat banyak kerugian
antara lain kerusakan rambu-rambu jalan serta tewasnya 3 warga Malang antara
lain Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila. Selain tawuran, para Bonek
juga melakukan sweeping di jalan tol ini dengan memberhentikan dan merusak
kendaraan yang memiliki plat N asal Malang. Warga yang resah akan tawuran ini
pun kemudian memanggil polisi setempat dan akhirnya polisi pun menangkap
puluhan supporter yang terlibat untuk diselidiki lebih lanjut.
3.Tewasnya Andika
Andika merupakan salah satu supporter Sriwijaya FC yang
tewas setelah mendapat 3 luka tusuk di bagian perut serta wajahnya saat terjadi
bentrok antar suporter di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. Kejadian naas
ini terjadi pada 18 Februari 2014 saat Sriwijaya FC melawan kesebelasan asal
Jepara, Persijap. Seusai pertandingan yang dimenangkan oleh Sriwijaya itu,
Andika dan teman-temannya keluar meninggalkan stadion. Sekelompok orang berkaos
hitam terlihat datang menyerang dengan menggunakan berbagai senjata tajam.
Teman-teman Andika berhasil menghindar, namun tidak dengan dirinya. Andika pun
kemudian dikeroyok sampai akhirnya tewas dengan naas di tempat.
2.Tewasnya Harun Al Rasyid Lestaluhu
Pada Minggu, 6 November 2016, rombongan bis supporter
Persija sedang dalam perjalanan pulang kembali usai mendukung timnya yang
melawan PERSIB Bandung di Solo, Jawa Tengah. Saat bis tengah mengantri di
gerbang tol, para rombongan suporter Persija bertemu dengan rombongan suporter
PERSIb yang berada di pinggir jalan tol. Menurut informasi, suporter persib
yang berada di pinggir tol tersebut melempari rombongan bis jakmania dengan
batu. Merasa kesal, para suporter jakmania yang dilemapri batu kemudian turun
untuk membalas para bobotoh. Harun Al Rasyid yang saat itu merupakan seorang
jakmania tertinggal dari rombongan teman-temannya dan kemduian dikeroyok oleh
masa. Teman-teman Harun serta polisi sempat berupaya menolong, namun karena
jumlah massa yang mengeroyok sangat banyak, akhirnya nyawa Harun pun tidak
tertolong dan tewas.
1. Tewasnya Ricko Andrean Maulana
Saat itu Ricko sedang menonton pertandingan antara Persija
Jakarta melawan PERSIB bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada 22
Juli 2018. Ricko yang merupakan pendukung dari PERSIB Bandung saat itu melihat
seorang pendukung PERSIJA yang dikeroyok oleh para suporter PERSIB. Merasa
kasihan, Ricko pun akhirnya berusaha menolong seorang suporter persija
tersebut. Sialnya ia, saat ia sedang berusaha menolong, Ricko malah dikira
merupakan suporter Persija, sehingga Ricko pun akhirnya juga dikeryok oleh
massa. Ricko sempat membela diri dengan menunjukkan KTP bandungnya, namun massa
yang mengeroyoknya tetap tidak peduli dan lanjut mengeroyoknya. Polisi yang
berada di sekitar lokasi sempat menyelamatkan Ricko keluar dari Stadion yang
dimana saat itu kondisinya sudah babak belur. Ricko kemudian dilarikan ke rumah
sakit santo Yusuf, dan kemudian meninggal setelah 5 hari dirawat disana. Para pelaku
utama dari pengeroyokan Ricko sendiri tertangkap usai pelaku memamerkan video
pengeroyokannya di media sosial. Akibat kebodohan si pelaku tersebut, kini ia
telah ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara
Memang sangat miris melihat keadaan suporter sepakbola di
Indonesia. Mereka masih bertindak layaknya hewan liar yang sulit diatur. Lima
kasus tewasnya suporter sepakbola ini pun hanyalah sedikit dari masih banyaknya
kasus tewasnya suporter bola karena pengeroyokan. Banyak yang berpendapat kalau
sebaiknya Indonesia harus menutup liga sepakbolanya, demi tidak terulangnya
kejadian yang menimpa korban jiwa seperti ini. Namun sepertinya menutup liga
tidak dapat menjadi solusi permanen dari permasalahan ini, karena suporterlah
yang sehaursnya lebih diperhatikan lagi dan diatur agar lebih baik.
Sekian video pada kali ini, terimakasih buat yang sudah
menonton dan sampai jumpa di video selanjutnya.